Lawas Samawa dalam Konfigurasi Budaya Nusantara

Authors

  • Made Suyasa Universitas Muhammadiyah Mataram

DOI:

https://doi.org/10.62107/mab.v3i1.103

Keywords:

konservasi, budaya nasional, bahasa daerah

Abstract

Sastra lisan merupakan media pengungkap ekspresi manusia yang hidup dan berkembang pada masyarakat pemiliknya. Sastra lisan sebagai fenomena budaya merupakan cerminan dari kandungan nilai yang hidup pada masyarakat di zamannya, karena itu nilai budaya tersebut sangat bersifat konstektual. Masyarakat Sumbawa (Samawa) mempunyai karya sastra lisan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, salah satunya dalam bentuk puisi (lawas).Lawas dikenal luas pada masyarakat Samawa sejak zaman dahulu sampai saat ini. Lawas begitu melekat dalam kehidupan masyarakat Samawa sehingga lawas mempunyai berbagai bentuk ekspresi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Lawas yang mempunyai berbagai bentuk ekspresi disajikan dalam berbagai konfigurasi. Disadari atau tidak oleh masyarakat pemiliknya ternyata dalam perkembangannya lawas telah melahirkan berbagai konfigurasi sebagai gambaran keterbukaan masyarakat dalam menerima budaya orang lain yang dianggap masih sejalan dengan budaya Samawa. Konfigurasi ditunjukkan dalam bentuk (struktur), isi, dan penyajian lawas, seperti dalam penyajian lawas pada sakeco.Konfigurasi yang terbangun dalam sastra lisan lawas mencerminkan gambaran budaya Nusantara sebagai wujud persahabatan dan berterimanya terhadap budaya lain. Bentuk lawas mempunyai kesamaan dengan pantun Bugis dan patu’u Bima ditunjukkan dari jumlah baris, yakni yang mempunyai bentuk tiga baris. Isi lawas sangat kontektual. Peristiwa dalam berbagai lapisan masyarakat mampu terakomodasi dengan baik menjadikan lawas sebagai media persahabatan. Lawas sebagaimana sastra lisan yang lain ciri utama penyampaiannya dalam bentuk pertunjukkan seperti, sakeco, ngumang, begero, saketa yang memadukan berbagai peralatan seperti rebana ode/rea, serunae, genang dan sebagainya yang banyak digunakan oleh masyarakat di luar Samawa.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amin, Usman. 2007. Kukokat Lawas Siya (Kumpulan Lawas Sumbawa). Sumbawa: Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah.

Bahri, Syaiful. 2008. Distribusi dan Pemetaan Bentuk/Jenis Karya Sastra yang Tumbuh dan Berkembang pada Masyarakat Tutur Bahasa Bugis di Kabupaten Sumbawa. Mataram: Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, Kantor Bahasa Provinsi NTB.

Danandjaja, James. 1991. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng dan lain-lain. Jakarta: Grafiti.

Depdikbud, NTB. 1988. Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Mataram: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudyaan Daerah.

Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan. Malang : Mitra Alam Sejati.

Lord, Albert B. 1976. The Singer of Tales. New York : Atheneum.

Manca, Lalu. 1984. Sumbawa pada Masa Lalu (Suatu Tinjauan Sejarah). Surabaya: Rinta.

Noorduyn, J. (terjemahan Muslimin Jasin). 2007. Sejarah Sumbawa. Yogyakarta: RIAK (Riset Informasi dan Arsip Kenegaraan).

Rayes, Dinullah. 1991. Makalah, Lawas Puisi Lisan Tradisional Salah Satu Pilar Kesenian Daerah Sumbawa.

Sabriah. 1994/1995. Makalah, Nilai Relegi dalam Elong Ugi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Penelitian Bahasa di Ujung Pandang.

Syamsuddin, Helius. 1982. Makalah, Hubungan Antar Pulau dan Interaksi Antar Suku Bangsa.

Suyasa, Made. 2002. Tesis, Wacana Seni Balawas dalam Masyarakat Samawa. Denpasar: Program Pascasarjana Univ. Udayana.

Published

2019-01-02

How to Cite

Suyasa, M. (2019). Lawas Samawa dalam Konfigurasi Budaya Nusantara. MABASAN , 3(1), 86-106. https://doi.org/10.62107/mab.v3i1.103

Issue

Section

Articles
Abstract viewed = 3786 times