Hubungan Kekerabatan Bahasa Barangas dan Bahasa Bakumpai di Kalimantan Selatan

Authors

  • Siti Jamzaroh Balai Bahasa Kalimantan Selatan

DOI:

https://doi.org/10.62107/mab.v14i1.281

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan hubungan kekerabatan bahasa Barangas dan bahasa Bakumpai dan (2) mengetahui perubahan bunyi  yang terjadi pada kedua bahasa tersebut. Metode penelitian meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen daftar 200 kosakata Swadesh dan kosakata budaya, pengolahan data dengan metode leksikostatistik, analisis data  dengan teknik banding-padan. Teori yang digunakan adalah kajian linguistik komparatif dan leksikostatistik. Hasil yang ditemukan:1) hubungan kekerabatan bahasa Barangas dan bahasa Bakumpai memiliki derajat retensi sebesar 75% dari bahasa protonya dan 2) tipe perubahan bunyi yang terjadi  adalah  i) pelemahan atau penguatan bunyi (lenition-fortition), dan ii) penghilangan bunyi di awal kata (apheresis) dan penghilangan bunyi di akhir kata (apokop).  

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adelaar, K. A. (1994). Bahasa Melayik Purba: Rekonstruksi Fonologi dan Sebagian dari Leksikon dan Morfologi (1st ed.). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Universitas Leiden.

Antilla, R. (1972). An Introduction to Historical and Comparative Linguistic. New York: Macmillan.

Aritonang, B. (2002). Kosakata Dasar Swadesh di Provinsi Kalimantan Selatan. (B. Aritonang, Ed.) (1st ed.). Jakarta: Pusat Bahasa.

Bingan, Albert. A., Ibrahim, O. A. (1997). Kamus Dwi Bahasa Dayak Ngaju-Indonesia (2nd ed.). Palangkaraya: CV. Primal Indah.

Bynon, T. (1979). Historical Linguistics. Cambridge: Cambridge University Perss.

Campbell, L. (1998). Historical Lingusitics: An Introduction. Edinburgh: Edinburgh Uniersity Press.

Collins, J. T. (2005). Bahasa Melayu Bahasa Dunia: Sejarah Singkat (1, Agustus ed.). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Crowley, T. (1997). An introduction to Historical Linguistics (3d ed). Melbourne: Oxford University Press.

Fernandez, I. Y. (1995). Pengelompokkan Makro dan Mikro dalam Kajian Linguistik Secara Diakronis. Mumaniora, 1(LHK), 25--33. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jh.1986

Fernandez, I. Y. (1996). Relasi Historis Kekerabatan Bahasa Flores: Kajian Linguistik Historis Komparatif terhadap Sembilan Bahasa di Flores (1st ed.). Ende: Nusa Indah.

Hapip, A. D. et. al. (1984). Struktur Bahasa Barangas. Jakarta.

Hudson, Alfred, B. (1967). The Barito Isolect in Borneo. Departement of ASia Studies Cornell Universita.

Jahdiah, Yayuk, R., & Wahdanie. (2012). Bahasa Daerah Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan.

Kawi, D. (1985). Kamus Bakumpai Indonesia. (S. T. Suratman, Ed.) (1st ed.). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Keraf, G. (1991). Linguistik Bandingan historis (2nd ed.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Klinkert. (1918). Maleisch-Nederlandsch Zakwoordenboek. Leiden: N.V. Boekhandel en Drukkerij.

Mahsun. (2011). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya (Ed. Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.

Misrita. (2016). Relasi Historis Enklave Bakumpai di Marabahan, Kalimantan Selatan dan di Buntok, Kalimantan Tengah : Kajian Linguistik Diakronis. Jurnal Bahasa, Budaya, Dan Sastra: Komunitas Daun Lontar, Vol.3, No(Linguistic), 376.

Suyata, P. (1995). Dari Leksiostatistik ke Grotokronologi. Humaniora, I, 69--76. https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.22146/jh.627

Wolff, J. (1988). “The Conribution of Banjarmasin Malay to The Reconstruction of Proto Malay”. Rekonstruksi dan Cabang-Cabang Bahasa Melayu Induk. Kuala Kumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Yayuk, R. (2009). Relasi Kekerabatan Bahasa Banjar dan Bahasa Bakumpai. Universitas Lambung Mangkurat.

Published

2020-06-29

How to Cite

Jamzaroh, S. (2020). Hubungan Kekerabatan Bahasa Barangas dan Bahasa Bakumpai di Kalimantan Selatan. MABASAN , 14(1), 1-16. https://doi.org/10.62107/mab.v14i1.281

Issue

Section

Articles
Abstract viewed = 579 times